Peribahasa ini diajarkan oleh guru di sekolah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kita bisa menemukan pelajaran tentang peribahasa ini mulai dari SD hingga SMA. Menurut KBBI, dapat diartikan sebagai berikut:
- Kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan);
- Ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku
Berikut ini daftar peribahasa dalam bahasa Indonesia:
Peribahasa | Artinya |
---|---|
peribahasa Ada gula ada semut | artinya Di temppat yang menyenangkan, pasti banyak orang berdatangan |
peribahasa Ada uang ada barang | artinya jika mau membayar banyak akan mendapat barang lebih baik. Atau barang akan diberikan setelah membayar. |
peribahasa Ada ubi ada talas, ada budi ada balas | artinya 1. Kejahatan dibalas dengan kejahatan, kebaikan dibalas dengan kebaikan 2. Barang siapa yang berbuat sesuatu tentu akan mendapat balasan yang setimpal |
peribahasa Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah | artinya Hukum adat berdasarkan hukum agama, hukum agama berdasarkan Alquran |
peribahasa Adat diisi, lembaga dituang | artinya adalah melakukan sesuatu menurut adat kebiasaan |
peribahasa Adat periuk berkerak,artinya Adat lesung berdekak | artinya adalah jika ingin beroleh keuntungan hendaklah bisa menanggung kesusahan dalam satu pekerjaan |
peribahasa Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung |
artinya segala sesuatu ada tata caranya |
peribahasa Air beriak tanda tak dalam | artinya orang yang banyak cakap atau sombong biasanya kurang ilmunya |
peribahasa Air besar batu bersibak | artinya persaudaraan keluarga menjadi cerai berai apabila terjadi perselisihan |
peribahasa Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam | artinya tidak enak makan dan minum karena terlalu sedih |
peribahasa Air tenang menghanyutkan | artinya orang yang diam biasanya banyak pengetahuannya |
peribahasa Akal tak sekali tiba | artinya tak ada suatu usaha yang sekali terus jadi dan sempurna |
peribahasa Akik disangka batu | artinya menghina |
peribahasa Akal pulas tak patah | artinya orang yang pandai tak mudah kalah dalam perbantahan |
peribahasa Alur bertempuh, jalan berturut | artinya dilakukan menurut adat/kebiasaan yang lazim |
peribahasa Ampang sampai ke seberang, dinding sampai ke langit | artinya persahabatan yang sudah putus dan tidak akan berbaik lagi |
peribahasa Amra disangka kedondong | artinya sesuatu yang baik disangka buruk |
peribahasa Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan | artinya selalu membereskan/memikirkan urusan orang lain tanpa memedulikan urusan sendiri |
peribahasa Anak orang, anak orang juga | artinya seseorang yang asing bagi kita akan tetap asing juga |
peribahasa Anak sendiri Disayangi, anak tiri dibengkengi | artinya bagaimanapun adilnya seseorang, kepentingan sendiri juga yg diutamakan |
peribahasa Angan lalu paham bertumbuk | artinya menurut pikiran/dugaan mungkin untuk dikerjakan, tetapi sukar pelaksanaannya |
peribahasa Angan-angan menerawang langit | artinya mencita-citakan segala sesuatu yg tinggi-tinggi |
peribahasa Angan mengikut tubuh | artinya bersusah hati karena memikirkan yang bukan-bukan |
peribahasa Angguk bukan, geleng ia | artinya lain di mulut lain di hati |
peribahasa Bagai anak ayam kehilangan induk | artinya ribut dan bercerai berai karena kehilangan tumpuan |
peribahasa Berdiang di abu dingin | artinya tidak mendapatkan apa-apa dari tuan, saudara, rumah, dsb |
peribahasa Berkepanjangan bagai agam | artinya perbuatan atau perkataan yang berlarut-larut, beragam berlarut-larut, tidak berkesudahan |
peribahasa Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi | artinya ilmu yg dituntut secara tidak sempurna, tidak akan berfaedah |
peribahasa Berbilang dari esa, mengaji dari alif | artinya mengerjakan sesuatu hendaknya dr permulaan, menurut aturan |
peribahasa Bagai alu pencungkil duri | artinya melakukan sesuatu yg tidak mungkin berhasil |
peribahasa Bagai dientak alu luncung | artinya dikalahkan oleh orang lemah, bodoh |
peribahasa Bagai guna-guna alu sesudah menumbuk dicampakkan | artinya dihargai sewaktu diperlukan, setelah tidak berguna lagi dibuang |
peribahasa Belum beranak sudah ditimang | artinya bersenang-senang sebelum maksudnya tercapai |
peribahasa Babi merasa gulai | artinya menyama-nyamai orang besar kaya |
peribahasa Badak makan anak | artinya ayah membuang anaknya krn takut akan binasa kebesarannya |
peribahasa Besar kayu besar bahannya, kecil kayu kecil bahannya | artinya jika penghasilan besar pengeluaran pun besar pula |
peribahasa Bahasa menunjukkan bangsa | artinya budi bahasa atau perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang |
peribahasa Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau | artinya segala usaha hendaknya sampai kepada maksudnya |
peribahasa Batu hitam tak bersanding | artinya tampaknya lemah lembut, tetapi keras hatinya |
peribahasa Bagai pinang dibelah dua | artinya sama benar, serupa benar |
peribahasa Buruk muka cermin dibelah | artinya karena aibnya/kesalahannya orang lain dipersalahkan |
peribahasa Cacing hendak menjadi naga | artinya orang hina hendak menyamai orang besar |
peribahasa Condong yg akan menimpa | artinya perbuatan yg mendatangkan celaka |
peribahasa Coreng arang di muka/dahi | artinya mendapat malu besar |
peribahasa Cencaru makan petang | artinya pekerjaan yang lambat tetapi hasilnya baik |
peribahasa Cencang dua segeragai | artinya sekali jalan, dua pekerjaan selesai |
peribahasa Cencang putus tiang tumbuk | artinya putusan yang mengikat |
peribahasa Cekur jerangau, ada lagi di umbun-umbun | artinya masih sangat muda, belum berpengalaman |
peribahasa Ditimbun anai-anai | artinya yang biasa bersalah juga yang dituduh orang dalam suatu kejahatan |
peribahasa Di alas bagai memengat | artinya kalau berkata hendaknya jangan asal berkata saja |
peribahasa Dalam laut boleh ajuk, dalam hati siapa tahu | artinya apa yg tersembunyi dl hati seseorang tidak dapat kita ketahui |
peribahasa Dangkal telah keseberangan, dalam telah ajuk | artinya telah diketahui benar bagaiman isi hatinya perangainya |
peribahasa Dari semak ke belukar | artinya meninggalkan sesuatu yang buruk, mendapat yg buruk pula |
peribahasa Empang sampai ke seberang, dinding sampai ke langit | artinya sudah tidak dapat didamaikan lagi |
peribahasa Enau mencari/memanjat sigai | artinya perempuan mencari laki-laki |
peribahasa Endap di balik lalang sehelai | artinya menyembunyikan sesuatu atau bersembunyi di tempat yang mudah diketahui orang |
peribahasa Enggan seribu daya, mau sepatah kata | artinya kalau tak mau biasanya banyak jawab dan alasannya |
peribahasa Esa hilang dua terbilang | artinya berusaha terus dengan keras hati hingga maksud tercapai |
peribahasa Gila di abun – abun | artinya mengharapkan sesuatu yang mustahil |
peribahasa Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama | artinya orang baik akan selalu meninggalkan nama baik, sedangkan orang jahat akan meninggalkan nama buruk |
peribahasa Galas terdorong kepada Cina | artinya sesuatu yg sudah terlanjur, tak dapat dicabut kembali |
peribahasa Gamak-gamak seperti menyambal | artinya hanya dengan coba – coba atau kira – kira saja |
peribahasa Gayung bersambut, kata berjawab | artinya menangkis serangan orang, menjawab/melayani perkataan orang |
peribahasa Gelegar buluh | artinya besar cakap, tak berisi |
peribahasa Geleng spt si patung kenyang | artinya berjalan dengan sombong, congkak |
peribahasa Gemuk membuang lemak, cerdik membuang kawan | artinya tidak mau menolong atau bergaul dengan keluarga sesudah keadaannya bertambah baik, kaya, dsb |
peribahasa Gengam erat membuhul mati | artinya memegang perjanjian |
peribahasa Habis beralur maka beralu-alu | artinya jika dengan jalan musyawarah tidak dicapai kata sepakat, barulah dengan jalan kekerasan |
peribahasa Habis pati ampas dibuang | artinya sesudah tidak berguna lagi lalu dibuang, tidak dipedulikan lagi |
peribahasa Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua | artinya budi bahasa yg baik tak akan dilupakan orang |
peribahasa Hakim kepada beruk | artinya minta pengadilan kepada orang yang tamak niscaya akan rugi |
peribahasa Hangat-hangat tahi ayam | artinya kemauan yang tidak tetap atau tidak kuat |
peribahasa Harimau mati karena belangnya | artinya mendapat kecelakaan karena memperlihatkan keunggulannya |
peribahasa Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai | artinya orang yg hidup hemat akan menjadi kaya, orang yang rajin belajar akan menjadi pandai |
peribahasa Hidung dicium pipi digigit | artinya kasih sayang yang semu, pura-pura saja |
peribahasa Hitam di atas putih | artinya dengan tulisan, tidak hanya dengan perkataan saja berkaitan dengan perjanjian |
peribahasa Ingat sebelum kena, ingat sebelum habis | artinya ikhtiar harus dijalankan sebelum terlambat |
peribahasa Ijuk tak bersagar | artinya seseorang yang tidak punya sanak saudara yang disegani orang |
peribahasa Ikan di laut, asam di gunung, bertemu dalam belanga | artinya biarpun tinggal berjauhan, kalau jodoh, akan menjadi laki istri juga |
peribahasa Ikut hati mati,ikut mata buta | artinya jika selalu menuruti nafsu akhirnya akan mendapat celaka |
peribahasa Ilmu padi, makin berisi makin runduk | artinya makin banyak pengetahuan makin merendahkan diri |
peribahasa Indah kabar dari rupa | artinya biasanya kabar selalu melebihi keadaan sebenarnya |
peribahasa Isi lemak dapat ke orang, tulang bulu pulang ke kita | artinya orang lain dapat senangnya, kita dapat susahnya saja |
peribahasa Jadi abu arang | artinya sudah usang atau basi |
peribahasa Jadi alas cakap | artinya dengan imbalan jasa yang telah dibuat |
peribahasa Jika pisau tiada baja, makin dikikir bertambah tumpul | artinya anak yang dungu, makin diajar semakin bodoh |
peribahasa Kalah jadi abu, menang jadi arang | artinya pertengkaran tidak akan menguntungkan pihak mana pun |
peribahasa Kalah limau oleh benalu | artinya orang yg lama terdesak oleh orang yg baru |
peribahasa Kalah sabung menang sorak | artinya biarpun kalah, tetapi masih tinggi juga cakapnya |
peribahasa Karena nila setitik, rusak susu sebelanga | artinya karena kejahatan atau kesalahan yang kecil, hilang segala kebaikan yg telah diperbuat |
peribahasa Kain lama dicampak buang, kain baru pula di cari | artinya menceraikan istri tua dan mencari istri muda |
peribahasa Kaki naik kepala turun | artinya selalu sibuk bekerja |
peribahasa Kapal satu nakhoda dua | artinya satu pekerjaan yang dikepalai dua orang |
peribahasa Kasih ibu sepanjang jalan,kasih anak sepanjang galah | artinya Kasih sayang ibu kepada anak jauh lebih besar, daripada kasih anak kepada ibu |
peribahasa Kasihan anak tangan-tangankan, kasihan bini tinggal-tinggalkan | artinya Anak dapat rusak apabila dimanjakan dan isteri dapat membawa kedukacitaan apabila diuliti |
peribahasa Sayang di anak dibenci, sayang di negeri ditinggalkan | artinya yang disayangi itu hendaknya jangan terlalu dimanjakan |
peribahasa Kecil-kecil anak kalau sudah besar onak | artinya anak itu selagi kecil menyenangkan hati, tetapi kalau sudah besar menyusahkan hati |
peribahasa lain yang diagak lain yang kena | artinya yang dimaksudkan berlainan dengan yang didapat |
peribahasa lempar batu sembunyi tangan | artinya melakukan sesuatu kegiatan dsb, tetapi kemudian berdiam diri seolah – olah tiada tahu menahu |
peribahasa Ladang yg berpunya | artinya perempuan yg sudah kawin |
peribahasa Laki pulang kelaparan, dagang lalu ditanakkan | artinya lebih banyak mengindahkan urusan orang lain daripada urusan sendiri |
peribahasa Langkas buah pepaya | artinya hal yang tidak mungkin, mustahil |
peribahasa Laut mana yang tak berombak, bumi mana yang tak ditimpa hujan | artinya bagaimana pun manusia tidak akan luput dari kekhilafan atau kesalahan |
peribahasa Layar menimpa tiang | artinya kawan menjadi lawan |
peribahasa Mengairi sawah orang | artinya menguntung orang lain |
peribahasa Mengalang-alang leher, minta disembelih | artinya mengharapkan kesusahan atau kecelakaan |
peribahasa Membeli menang memakai kalah | artinya barang yang baik memang mahal harganya, tetapi dapat lama dipakai |
peribahasa Memikul di bahu, menjunjung di kepala | artinya mengerjakan sesuatu menurut aturan |
peribahasa Tangan mencencang bahu memikul | artinya siapa yang salah harus menanggung hukuman |
peribahasa Mencabik baju di dada | artinya menceritakan aib sendiri kepada orang lain |
peribahasa Menegakkan benang basah | artinya melakukan pekerjaan yang mustahil dapat dilaksanakan |
peribahasa Menggantang anak ayam | artinya mengerjakan pekerjaan yang tidak mungkin atau sia-sia untuk dikerjakan |
peribahasa Orang mengantuk disorongkan bantal | artinya memperoleh apa yang diinginkannya |
peribahasa Ombak yang kecil jangan diabaikan | artinya perkara kecil yang mungkin mendatangkan bahaya perlu diperhatikan juga |
peribahasa Orang yang kaya juga yang bertambah kekayaannya anak baik menantu molek | artinya mendapat keuntungan yang berlipat ganda |
peribahasa Pelanduk di dalam cerang rimba | artinya kehilangan akal atau gelisah sekali |
peribahasa Pecah anak buyung, tempayan ada | artinya tidak akan kekurangan perempuan untuk dijadikan istri |
peribahasa Rusak bangsa oleh laku | artinya biarpun orang berbangsa tinggi, tetapi kalau berkelakuan buruk |
peribahasa Rusak anak oleh menantu | artinya orang yang kita kasihi merusakkan harta yang kita berikan kepadanya |
peribahasa Seperti abu di atas tanggul | artinya tidak tetap kedudukannya sewaktu-waktu dapat dipecat |
peribahasa Sungguhpun kawat yang dibentuk, ikan di laut yang diadang | artinya sungguhpun nampaknya tak ada suatu maksud, tetapi ada juga yg dituju |
peribahasa Sebelum ajal berpantangan mati | artinya tidak akan mati sebelum sampai waktunya |
peribahasa Subur karena dipupuk, besar karena ambak / besar ambak, tinggi dianjung | artinya orang besar atau tinggi kedudukannya karena dimuliakan oleh anak buahnya atau pengikutnya |
peribahasa Sedangkan bah kapal tak hanyut, ini pula kemarau panjang | artinya sedangkan waktu berpencaharian tiada tercapai maksudnya, apalagi waktu menganggur |
peribahasa Seperti cacing kepanasan | artinya tidak tenang, selalu gelisah karena susah, malu |
peribahasa Setinggi-tinggi bangau terbang, surutnya ke kubangan | artinya sejauh-jauh orang merantau, akhimya kembali ke tempat asalnya atau kampung halamannya juga |
peribahasa Sepala-pala mandi biarlah basah | artinya mengerjakan sesuatu janganlah tanggung-tanggung |
peribahasa Segenggam digunungkan, setitik dilautkan | artinya sangat dihargai |
peribahasa Selama hayat dikandung badan | artinya selama masih hidup |
peribahasa sebagai anai-anai bubus | artinya berduyun-duyun atau berkerumun banyak sekali |
peribahasa Tak ada rotan akar pun jadi | artinya Apabila yang baik tidak ada, maka yang kurang baik pun juga bisa dimanfaatkan. Memanfaatkan potensi yang kita miliki terlebih dahulu. Tanpa perlu menunggu sesuatu itu harus seperti yang kita inginkan |
peribahasa Terpegang di abu hangat | artinya mendapat atau mencampuri hal yang menyusahkan |
peribahasa Tercincang puar bergerak andilau | artinya jika seseorang dihina, tentu keluarga atau kaumnya akan turut tersinggung juga |
peribahasa Terajar pada banteng pincang | artinya tak ada gunanya mengajar orang yang keras kepala |
peribahasa Terpijak bara hangat | artinya sangat gelisah, tidak dapat tenang |
peribahasa Tak ada gading yang tak retak | artinya tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya |
peribahasa Usul menunjukkan asal | artinya dari kelakuan/tabiat dapat kita ketahui asalnya |
peribahasa Utang emas boleh dibayar, Utang budi dibawa mati | artinya budi baik orang hanya dapat dibalas dengan kebaikan pula |
peribahasa Utang tiap helai bulu | artinya utangnya banyak sekali |
peribahasa Zaman beralih musim bertukar | artinya segala sesuatu hendaknya disesuaikan dengan keadaan Zaman |